Dalam upaya mengembangkan harapan, kita harus mempunyai pandangan selangkah lebih maju.
Dony adalah seorang staf dari sebuah perusahaan, hampir tiga tahun ia menempati posisi itu, sementara Iwan, teman seangkatan semasa kuliah, sudah menduduki salah satu jabatan di perusahaan tersebut.
Apa yang salah pada diri Dony ?
Prestasi akademik dan intelektualitas, antara Dony dan Iwan hampir tak ada bedanya. Dony merasa bahwa posisi karirnya saat ini sangat tidak memuaskan.
“Yah , Gimana lagi Wan? “ katanya, suatu ketika.
“Aku memang ingin dapat menduduki satu jabatan. Tapi kemampuanku memang cuma begini saja. Maksud hati sih memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai ! Ya sudah, aku harus dapat menerima ini apa adanya ” keluh Dony.
Kebanyakan orang, sering berpikir untuk meraih karir/ prestasi yang bagus. Namun seringkali keinginan itu terhambat dengan perasaan tak mampu. Banyak diantara kita yang demikian mudah memaafkan dirinya dengan kalimat ”…. keinginan sih besar tapi kemampuan terbatas …”
Jika demikian, seseorang lalu bersikap pasrah terhadap keadaan, dan meminta orang lain untuk mengerti kepasrahannya. Pada akhirnya, ia juga menuntut perusahaan agar dapat menerima dirinya seperti ”apa adanya”.
Ironisnya, ia tidak dapat menerima gaji ”apa adanya”, sesuai dengan kontribusi yang ”apa adanya”. Tidak jarang terjadi unkapan ”aku tidak bisa” atau ”itu bukan bidangku” atau ”aku banyak tugas lain” dan kadang alasan ”kesehatan” atau ”acara keluarga” dibawa-bawa untuk digunakan sebagai dalih untuk menghindari tugas. Banyak orang berlindung pada alasan yang ”masuk akal”, kelihatannya. Tragisnya alasan-alasan tersebut selalu digunakan setiap kali mendapat tugas yang dianggapnya membebani dia.
Benarkah kita terbatas untuk mengembangkan kemampuan kita?
Apa bukan kita sendiri yang membatasinya?.
Pernahkah kita berpikir, bahwa agar bisa memeluk gunung, tangan kita mesti diperpanjang?”
Maksudnya, jika pengetahuan kita belum mencukupi, kita mesti perlu menambahnya, jika ketrampilan belum mamadai kita perlu mendapatkannya?
Tidakkah kita melihat seorang anak yang berusaha naik pohon jambu agak tinggi, hanya karena menginginkan jambu yang lebih besar dan masak?.
Akhirnya, yang dibutuhkan Dony adalah motivasi diri untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan. Berkembanglah dan yakinkan diri bahwa ”Gunung ’kan ku daki, lautanpun ku seberangi”. Tidak ada yang tidak bisa diraih, terkecuali kita tidak mempunyai harapan untuk melangkah lebih maju. 0o-